Birahi Sesaat Dua Suster Kisah Pasien Lelaki Yang Digenjot Oleh Suster Tengil

Posted on

Pagi itu memang berbeda dari biasanya karena ketika bangun tidur badanku terasa tidak enak sekali. Saat itu Aku merasakan pusing kepala yang cukup hebat, tiba-tiba saja suhu badanku tinggi dan terasa linu-linu di seluruh badan. Sakit ini datang dengan begitu saja, padahal kemarin Aku masih bisa menyetir mobil dan tanpa ada rasa apapun.

Terpaksa hari itu aku pun memutuskan untuk tetap dirumah dan tidak berangkat kerja seperti biasanya karena keadaan yang tidak memungkinkan. Aku sudah beberapa kali meminum obat warung yang sengaja kusediakan didalam rumah untuk keadaan darurat namun tidak ada hasilnya malah membuat tubuhku semakin lemah saja.

Sebagai seorang bujangan yang tinggal sendirian dirumah kontrakan terpaksa aku harus mengurus diri sendiri tanpa bantuan orang lain. Karena Aku merasa sudah tidak kuat lagi, maka pada pukul 17.00 tepatnya, akhirnya Aku memutuskan untuk pergi kesalah satu RS ( rumah sakit ) yang tidak begitu besar.

Saat mengendarai mobil suhu badanku masih cukup tinggi dan membuatku sesekali menggigil hingga aku kurang dapat berkonsentrasi saat mengemudi bahkan aku sempat dimaki oleh seorang pengendara motor yang hampir saja kutabrak saat itu.

Sesampainya disana Aku langsung meminta cek darah di laboratorium, dan ternyata hasilnya trombositku turun. Karena Aku tidak mau menanggung resiko, sore itu juga Aku meminta kepada dokter untuk rawat inap.

Satu-satunya kamar yg masih tersedia di rumah sakit itu adalah kamar dengan fasilitas ruangan no satu. Memang pada waktu itu sedang musim penyakit demam berdarah, sehingga kamar yg lain sudah terisi penuh dengan pasien yg sebagian besar menderita demam berdarah seperti Aku.

Ketika itu kamar Aku di isi 2 orang, yg satu Aku dan satunya lagi seorang pasien laki-laki juga.Karena kami satu ruangan akhirnya Akupun sempat mengobrol dan bertanya pada pasien itu ternyata dia sakit gejala tifus.

Pada akhirnya Aku-pun menghabiskan malam itu di rumah sakit. Baru beberapa jam saja di RS Aku sudah merasa jenuh sekali, huh. Untung saja, pasien yg satu kamar dengan Aku orangnya asik, sehingga kebosananku-pun agak hilang. Tidak terasa kami mengobrol sudah cukup lama juga, ketika Aku melihat jam dinding waktu sudah menunjukan pukul 00.00.

ketika itu kamipun ditegur oleh seorang Perawat untuk segera beristirahat, sebenarnya tidak usah ditegur-pun Aku sudah mengantuk, akhirnya kamipun tertidur karena sudah capek.

Singkat cerita kamipun tertidur pulas, bahkan saking nyenyaknya Aku terkejut pada pagi hari Aku dibangunkan oleh seorang Perawat. Sungguh pagi itu sungguh pagi yg indah, baru bangun tidur Aku sudah melihat Perawat cantik, selain cantik itu juga memiliki tubuh yg sangat seksi dan semok. Aku kira itu mimpi, eh ternyata nyata.hhe. Aku-pun kemudian mengucek mata Aku., dan Aku sempat membaca name tag di payudaranya ternyata dia bernama Susi.

Mas, sudah pagi. Sudah waktunya bangun, kata Perawat Susi. Nggg dengan sedikit rasa segan akhirnya Aku bangun juga sekalipun mata masih terasa berat.Sekarang sudah tiba saatnya mandi, Mas, kata Susi lagi.Oh ya. , Aku pinjam handuknya deh. Aku mau mandi di kamar mandi.Lho, kan Mas sementara belum boleh bangun dulu dari tempat tidur sama dokter. Jadi?Jadi Aku yg mandiin.Dimandiin? Wah, asyik juga kayaknya sih. Terakhir Aku dimandikan waktu Aku masih kecil oleh ibuku.

Setelah menutup tirai putih yg mengelilingi tempat tidurku, Susi menyiapkan dua buah baskom plastik berisi air hangat. Kemudian ada lagi gelas plastik berisi air hangat pula untuk gosok gigi dan sebuah mangkok plastik kecil sebagai tempat pembuangannya. Pertama-tama kali, yg cantik itu memintAku gosok gigi terlebih dahulu.

“Okey, sekarang Mas buka bajunya dan berbaring deh, kata Susi lagi sambil membantuku melepaskan baju yg kupakai tanpa mengganggu selang infus yg dihubungkan ke pergelangan tanganku. Lalu Aku berbaring di tempat tidur. Susi menggelar selembar handuk di atas pahaku.

Dengan semacam sarung tangan yg terbuat dari bahan handuk, Susi mulai menyabuni tubuhku dengan sabun yg kubawa dari rumah. Ah, terasa suatu perasaan aneh menjalari tubuhku saat tangannya yg lembut tengah menyabuni dadAku. Ketika tangan Susi mulai turun ke perutku, Aku merasakan gerakan di selangkanganku. Astaga! Ternyata batang kejantananku menegang!

Aku sudah takut saja kalau-kalau Susi melihat hal ini. Uh, untung saja, tampaknya dia tidak mengetahuinya. Rupanya Aku mulai terangsang karena sapuan tangan Susi yg masih menyabuni perutku. Kemudian Aku dimintanya berbalik badan, lalu Susi mulai menyabuni punggungku, membuat kejantananku semakin mengeras.

Akhirnya, siksaan (atau kenikmatan) itu pun usai sudah. Susi mengeringkan tubuhku dengan handuk setelah sebelumnya membersihkan sabun yg menyelimuti tubuhku itu dengan air hangat. Nah, sekarang coba Mas buka celananya. Aku mau mandiin kaki Mas.

Tapi, Aku mencoba membantahnya.Celaka, pikirku.Kalau sampai celanAku dibuka terus Susi melihat tegangnya batang kejantananku, mau ditaruh di mana wajahku ini. “Nggak apa-apa kok, Mas. Jangan malu-malu. Aku sudah biasa mandiin pasien. Nggak laki-laki, nggak perempuan, semuanya.

Akhirnya dengan ditutupi hanya selembar handuk di selangkanganku, Aku melepaskan celana pendek dan celana dalamku. Ini membuat batang kejantananku tampak semakin menonjol di balik handuk tersebut. Kacau, Aku melihat perubahan di wajah Susi melihat tonjolan itu. Wajahku jadi memerah dibuatnya. Susi kelihatannya sejenak tertegun menyaksikan ketegangan batang kejantananku yg semakin lama semakin parah. Aku menjadi bertambah salah tingkah, sampai Susi kembali akan menyabuni tubuhku bagian bawah.

Susi menelusupkan tangannya yg memakai sarung tangan berlumuran sabun ke balik handuk yg menutupi selangkanganku. Mula-mula ia menyabuni bagian bawah perutku dan sekeliling kejantananku. Tiba-tiba tangannya dengan tidak sengaja menyenggol batang kejantananku yg langsung saja bertambah berdiri mengeras. Sekonyong-konyong tangan Susi memegang kejantananku cukup kencang. Kulihat senyum penuh arti di wajahnya.

Aku mulai menggerinjal-gerinjal saat Susi mulai menggesek-gesekkan tangannya yg halus naik turun di sekujur batang kejantananku. Makin lama makin cepat. Sementara mata Aku membelalak seperti kerasukan setan. Batang kejantananku yg memang berukuran cukup panjang dan cukup besar diameternya masih dipermainkan Susi dengan tangannya.

Akibat nafsu yg mulai menggerayangiku, tanganku menggapai-gapai ke arah dada Susi. Seperti mengetahui apa maksudku, Susi mendekatkan payudaranya ke tanganku. Ouh, terasa nikmatnya tanganku meremas-remas payudara Susi yg lembut dan kenyal itu. Memang, payudaranya berukuran kecil, kutaksir hanya 32 B.

Tapi memang yg namanya payudara wanita, bagaimanapun kecilnya, tetap membangkitkan nafsu birahi siapa saja yg menjamahnya. Sementara itu Susi dengan tubuh yg sedikit bergetar karena remasan-remasan tanganku pada payudaranya, masih asyik mengocok-ngocok kejantananku. Sampai akhirnya Aku merasakan sudah hampir mencapai klimaks.

Air maniku, kurasakan sudah hampir tersembur keluar dari dalam kejantananku. Tapi dengan sengaja, Susi menghentikan permainannya. Aku menarik nafas, sedikit jengkel akibat klimaksku yg menjadi tertunda. Namun Susi malah tersenyum manis.

Ini sedikit menghilangkan kedongkolanku itu. Tahu-tahu, ditariknya handuk yg menutupi selangkanganku, membuat batang kejantananku yg sudah tinggi menjulang itu terpampang dengan bebasnya tanpa ditutupi oleh selembar benang pun. Tidak lama kemudian, batang kejantananku mulai dilahap oleh Susi.

Mulutnya yg mungil itu seperti karet mampu mengulum hampir seluruh batang kejantananku, membuatku seakan-akan terlempar ke langit ketujuh merasakan kenikmatan yg tiada taranya. Dengan ganasnya, mulut Susi menyedoti kejantananku, seakan-akan ingin menelan habis seluruh isi kejantananku tersebut. Tubuhku terguncang-guncang dibuatnya.

Dan nan rupawan itu masih menyedot dan menghisap alat vitalku tersebut. Belum puas di situ, Susi mulai menaik-turunkan kepalanya, membuat kejantananku hampir keluar setengahnya dari dalam mulutnya, tetapi kemudian masuk lagi.

Begitu terus berulang-ulang dan bertambah cepat. Gesekan-gesekan yg terjadi antara permukaan kejantananku dengan dinding mulut Susi membuatku hampir mencapai klimaks untuk kedua kalinya. Apalagi ditambah dengan permainan mulut Susi yg semakin bertambah ganasnya. Beberapa kali Aku mendesah-desah. Namun sekali lagi, Susi berhenti lagi sambil tersenyum. Aku hanya keheranan, menduga-duga, apa yg akan dilakukannya.

Aku terkejut ketika melihat Susi sepertinya akan berjalan menjauhi tempat tidurku. Tetapi seperti sedang menggoda, ia menoleh ke arahku. Ia menarik ujung rok perawatnya ke atas lalu melepaskan celana dalam krem yg dipakainya. Melihat kedua gumpalan pantatnya yg tidak begitu besar namun membulat mulut dan kencang, membuatku menelan air liur.

Kemudian ia membalikkan tubuhnya menghadapku. Di bawah perutnya yg kencang, tanpa lipatan-lipatan lemak sedikitpun, walaupun tubuhnya agak gempal, kulihat liang Vaginanya yg masih sempit dikelilingi bulu-bulu halus yg cukup lebat dan tampak menyegarkan.

Tidak kusangka-sangka, tiba-tiba Susi naik ke atas tempat tidur dan berjongkok mengangkangi selangkanganku. Lalu tangannya kembali memegang batang kejantananku dan membimbingnya ke arah liang Vaginanya. Setelah merasa pas,ia menurunkan pantatnya, sehingga batang kejantananku amblas sampai pangkal ke dalam liang Vaginanya.

Mula-mula sedikit tersendat-sendat karena begitu sempitnya liang kenikmatan Susi. Tapi seiring dengan cairan bening yg semakin banyak membasahi dinding lubang Vagina tersebut, batang kejantananku menjadi mudah masuk semua ke dalamnya.

Tanganku mulai membuka kancing baju Susi. Setelah kutanggalkan bra yg dikenakannya, menyembullah keluar payudaranya yg kecil tapi membulat itu dengan puting susunya yg cukup tinggi dan mengeras. Dengan senangnya, Aku meremas-remas payudaranya yg kenyal.

Puting susunya pun tidak ketinggalan kujamah. Susi menggerinjal-gerinjal sebentar-sebentar ketika ibu jari dan jari telunjukku memuntir-muntir serta mencubit-cubit puting susunya yg begitu menggiurkan.

Dibarengi dengan gerakan memutar, Susi menaik-turunkan pantatnya yg ramping itu di atas selangkanganku. Batang kejantananku masuk keluar dengan nikmatnya di dalam lubang Vaginanya yg berdenyut-denyut dan bertambah basah itu. Batang kejantananku dijepit oleh dinding Vagina Susi yg terus membiarkan batang kejantananku dengan tempo yg semakin cepat menghujam ke dalamnya.

Bertambah cepat bertambah nikmatnya gesekan-gesekan yg terjadi. Akhirnya untuk ketiga kalinya Aku sudah menuju klimaks sebentar lagi. Aku sedikit khawatir kalau-kalau klimaksku itu tertunda lagi. Akan tetapi kali ini, kelihatannya Susi tidak mau membuatku kecewa.

Begitu merasakan kejantananku mulai berdenyut-denyut kencang, secepat kilat ia melepaskan batang kejantananku dari dalam lubang Vaginanya dan pindah ke dalam mulutnya. Klimaksku bertambah cepat datangnya karena kuluman-kuluman mulut sang cantik yg begitu buasnya.Dan…

!!!Crot crot crot …!!! beberapa kali air maniku muncrat di dalam mulut Susi dan sebagian melelehi buah zakarku. Seperti orang kehausan, Susi menelan hampir semua cairan kenikmatanku, lalu menjilati sisanya yg belepotan di sekitar kejantananku sampai bersih.

Tiba-tiba tirai tersibak. Aku dan Susi menoleh kaget. Yeni yg tadi memandikan teman sekamarku masuk ke dalam. Ia sejenak melongo melihat apa yg kami lakukan berdua. Namun sebentar kemudian tampaknya ia menjadi maklum atas apa yg terjadi dan malah menghampiri tempat tidurku. Dengan raut wajah memohon, ia memandangi Susi. Susi paham apa niat Yeni.

Ia langsung meloncat turun dari atas tempat tidur dan menutup tirai kembali. Yeni yg berwajah manis, meskipun tidak secantik Susi, sekarang gantian menjilati seluruh permukaan batang kejantananku. Kemudian, batang kejantananku yg sudah mulai tegang kembali disergap mulutnya. Untuk kedua kalinya, batang kejantananku yg kelihatan menantang setiap wanita yg melihatnya, menjadi korban lumatan.

Kali ini mulut Yeni yg tidak kalah ganasnya dengan Susi, mulai menyedot-nyedot kejantananku. Sementara jari telunjuknya disodokkan satu ruas ke dalam lubang anusku. Sedikit sakit memang, tapi aduhai nikmatnya.

Merasa puas dengan lahapannya pada kejantananku. Yeni kembali berdiri. Tangannya membukai satu-persatu kancing baju perawat yg dikenakannya, sehingga ia tinggal memakai bra dan celana dalamnya. Aku tidak menygka, Yeni yg bertubuh ramping itu memiliki payudara yg jauh lebih besar daripada milik Susi, sekitar 36 ukurannya.

Payudara yg sedemikian semoknya itu seakan-akan mau melompat keluar dari dalam bra-nya yg bermodel konvensional itu. Sekalipun bukan termasuk payudara terbesar yg pernah kulihat, tapi payudara Yeni itu menurutku termasuk payudara yg paling indah. Menyadari Aku yg terus melotot memandangi payudaranya, Yeni membuka tali pengikat bra-nya.

Benar, payudaranya yg besar menjuntai semok di payudaranya yg putih dan mulus. Rasa-rasanya ingin Aku menikmati payudara itu. Tetapi tampaknya keinginan itu tidak terkabul.

Setelah melepas celana dalamnya, seperti yg telah dilakukan oleh Susi, Yeni, dengan telanjang bulat naik ke atas tempat tidurku lalu mengarahkan batang kejantananku ke liang Vaginanya yg sedikit lebih lebar dari Susi namun memiliki bulu-bulu yg tidak begitu lebat.

Akhirnya untuk kedua kalinya batang kejantananku tenggelam ke dalam Vagina wanita. Memang, batang kejantananku lebih leluasa memasuki liang Vagina Yeni dari pada Vagina Susi tadi. Seperti Susi, Yeni juga mulai menaik-turunkan pantatnya dan membuat kejantananku sempat mencelat keluar dari dalam liang Vaginanya namun langsung dimasukkannya lagi.

Tidak tahan menganggur, mulut Susi mulai merambah payudara rekan kerjanya. Lidahnya yg menjulur-julur bagai lidah ular menjilati kedua puting susu Yeni yg walaupun tinggi mengeras tapi tidak setinggi puting susunya sendiri.

Aku melihat, Yeni memejamkan matanya, menikmati senggama yg serasa membawanya terbang ke awang-awang. Ia sedang meresapi kenikmatan yg datang dari dua arah. Dari bawah, dari Vaginanya yg terus-menerus masih dihujam batang kejantananku, dan dari bagian atas, dari payudaranya yg juga masih asyik dilumat mulut temannya.

Tiba-tiba tirai tersibak lagi. Namun ketiga makhluk hidup yg sedang terbawa nafsu birahi yg amat membulak-bulak tidak mengindahkannya. Ternyata yg masuk adalah teman sekamarku dengan keadaan bugil. Karena ia merasa terangsang juga, ia sepertinya melupakan gejala tifus yg dideritanya.

Setelah menutup tirai, ia menghampiri Susi dari belakang. Susi sedikit terhenyak ke depan sewaktu Vaginanya yg dari tadi terbuka lebar ditusuk batang kejantanan teman sekamarku dari belakang, dan ia melepaskan mulutnya dari payudara Yeni. Kemudian dengan entengnya, sambil terus menyetubuhi Susi, teman sekamarku itu mengangkat tubuh semok itu ke luar tirai dan pergi ke tempat tidurnya sendiri.

Sejak saat itu Aku tidak mengetahui lagi apa yg terjadi antara dia dengan Susi. Yg kudengar hanyalah desahan-desahan dan suara nafas yg terengah-engah dari dua insan berlainan jenis dari balik tirai, di sampingku sendiri masih tenggelam dalam kenikmatan permainan seks-ku dengan Yeni.

Batang kejantananku masih menjelajahi dengan bebasnya di dalam lubang Vagina Yeni yg semakin cepat memutar-mutar dan menggerak-gerakan pantatnya ke atas dan ke bawah. Tidak lama kemudian, kami berdua mengejang. Aku mau keluar katAku terengah-engah.

“Ah Keluarin di dalam saja Mas jawab Yeni.Akhirnya dengan gerinjalan keras, air maniku berpadu dengan cairan kenikmatan Yeni di dalam lubang Vaginanya. Saking lelahnya, Yeni jatuh terduduk di atas selangkanganku dengan batang kejantananku masih menancap di dalam lubang Vaginanya.

Kami sama-sama tertawa puas. Sementara dari balik tirai masih terdengar suara kenikmatan sepasang makhluk yg tengah asyik-asyiknya memadu kasih tanpa mempedulikan sekelilingnya. Tepat seminggu kemudian, Aku sudah dinyatakan sembuh dari DBD yg kuderita dan diperbolehkan pulang.

Ini membuatku menyesal, merasa akan kehilangan dua orang yg telah memberikan kenikmatan tiada tandingannya kepadaku beberapa kali. Hari ini Aku sedang sendirian di rumah dan sedang asyik membaca majalah dewasa yg baru Aku beli di tukang majalah dekat rumah.

Ting tong Bel pintu rumahku dipencet orang.Aku membuka pintu.
“Astaga! Ternyata yg ada di balik pintu adalah dua orang gadis rupawan yg selama ini Aku idam-idamkan, Susi dan Yeni.
Kedua makhluk cantik ini sama-sama mengenakan baju oblong, membuat lekuk-lekuk tubuh mereka berdua yg memang indah menjadi bertambah molek lagi dengan payudara mereka yg meskipun beda ukurannya, namun sama-sama membulat dan kencang.

Sementara Susi dengan celana jeansnya yg ketat, membuat pantatnya yg semok semakin menggairahkan, di samping Yeni yg mengenakan rok mini beberapa sentimeter di atas lutut sehingga memamerkan pahanya yg putih dan mulus tanpa noda.
Kedua-duanya menjadi pemandangan sedap yg tentu saja menjadi pelepas kerinduanku.

Tanpa mau membuang waktu, kuajak mereka berdua ke kamar tidurku. Dan seperti sudah kuduga, tanpa basa basi mereka mau dan mengikutiku. Dan tentu saja, para pembaca semua pasti sudah tahu, apa yg akan terjadi kemudian dengan kami.